Minggu, 08 November 2009

Supremasi Hukum di Indonesia


Kriminalisasi KPK !!! tema ini yang sedang hangat2nya dibahas dan diberitakan oleh media informasi di seantero Indonesia. Benar2 menjadi sesuatu yang sangat buruk, mengerikan, HOROR... apabila kemudian ini terbukti sebagai sebuah fakta. Badut-badut Hukum seperti sedang membuat parodi lawak ala abad pertengahan yang bersifat "Tragis Komedi" , benar-benar menggelikan dengan akhir cerita menyedihkan. Hukum di Indonesia sedang dipermainkan, dibuat kerdil oleh sebuah rekayasa kasus (sandiwara para intelektual a moral). Tidak dominan lagi obrolan di warung Kopi yang mengangkat tema kandasnya perkawinan A**ng & Kr**da***ti oleh sebab perselingkuhan menyakitkan. Cerita baru ini benar-benar telah membuat geger komunitas hukum di negara tercinta ini, bahkan awam sekalipun. Sebuah pelajaran berharga sebagai sebuah pengalaman pahit yang akan menjadi gurat panjang pada wajah hukum negeri ini. Dewi Justitia telah tersakiti, secara moral ini sebuah kejahatan. Dalam persfektif hukum, ini juga kriminal; dimana peristiwa dan perbuatan diciptakan sebagai kepalsuan. Proses pembuktian dari sejak awal dimanipulasi baik secara formil maupun materiil. Mari berbenah segera, ini benar-benar hancur tapi belum sangat terlanjur. Keping-keping keadilan itu masih bisa kita susun kembali agar Paras Hukum negeri tercinta dapat tersenyum kembali. Buang saja alat-alat negara yang sudah rusak, jangan ambil resiko dengan menjalankan Negara Berdaulat ini dengan komponen negara yang keropos. Kebenaran itu nilai yang suci, ia merupakan aspek yang hakiki, ia tidak dapat dan tidak mungkin diberangus oleh seluruh kekuatan manusia di seluruh bumi sekalipun. Bahkan bila bumi ini di Kiamatkan dan kemudian dicipta kembali berulang-berulang.

ya Allah bukalah tabir ini, tunjukkan kebenaran itu pada kami... Amin.

Minggu, 18 Oktober 2009

Notaris (tetap) Gelap

Mungkin sudah ribuan orang yang menunggu terselesaikannya tahap demi tahap fase yang merumitkan ini (red: prosedur menjadi Notaris). Hari berlalu, bulan berganti, sepertinya hari yang cerah itu belum juga kunjung tiba. Bingung?! apa betul Jabatan Notaris masih ada? Negara bagaikan sangPredator yang mematikan, memangsa harapan dan impian.
Harus dimulai dari mana..., siapa yang mesti bertanggung-jawab..., apalagi alasan-alasan yang menjadi titik pencetus kondisi sesak demikian... mestinya masih ribuan lagi kebingungan yang mengemuka.
Era baru dalam wajah Pemerintahan yang nyaris sama, semoga saja mereka tidak buta, tidak tuli... semoga Allah SWT menyiramkan hidayah dan inayahNya.
Anda boleh tersenyum dan merasa telah menunaikan tugas secara bertanggung-jawab. Namun demikian rakyatlah yang menilai, bukan suasana kebathinan anda sendiri.

Mampir sejenak dan berbincang dengan "kami", sekedar tuk menyapa dan bertanya.
Pemerintah RI : "Kira2 apa yang bisa kami bantu supaya keinginan anda untuk menjadi Notaris dapat segera terealisasi?"
Calon Notaris : Sayang Bapak datang terlambat, "sekarang" sich nga' perlu repot-repot lagi, saya dengar Notaris sudah diklaim oleh malaysia sebagai warisan Hukum dan Budaya mereka.
Pemerintah RI : oooowwwww begitu......

Selasa, 01 September 2009

Indonesia (seharusnya) Bermartabat


Merah Putih; lebih dari sekedar warna dan simbol. Merah Putih adalah hakikat yang merefleksikan kebesaran dan kekuatan atas sebuah bangsa yang Mandiri, lahir dan ditakdirkan menjadi bangsa petarung.
Betapa sejarah telah mengukir identitas bangsa ini...
Layaknya sebuah Keris (pusaka nusantara) yang ditempa untuk diciptakan sebagai sebuah masterpiece. Tidak cukup sekedar pembentukan fisik, melainkan juga innerpower - sungguh sebuah fase spritual yang sakral - lebih bijak bila saya sebut realis magis.
Tumpahan Darah dan Balut kafan suci telah terwujud dalam sosoknya sekarang; Merah Putih...
Jangan buat Gadjah Mada menangis di peristirahatannya
Jangan buat Diponegoro mesti bangun dan menunggang kembali
Haruskah Sudirman itu mohon untuk dibangkitkan agar dapat memberi komando dan berteriak lantang; NKRI adalah harga mati pertahankan sampai titik darah penghabisan!!!
Malu, malu, malu rasanya...
Sekarang giliran kita, kita mampu bila kita mau.
Spirit mereka takkan pernah padam dan akan terus menjadi bara panas yang memanggang semangat juang para patriot sejati.
Tidurlah Kusuma bangsaku, ini waktu kami, ini giliran kami. Saksikan dari tempatmu betapa tidak kalah mendidih dan bergolaknya jiwa kami untuk tetap membuat bangsa ini tetap terhormat dan berdaulat.
Hakikat manusia adalah Lahir, Hidup dan Mati
Terlahir jelas adanya, Mati sudah pasti akan datangnya... lalu apakah ini yang kita sebut Hidup?!

MERDEKA UNTUK SELAMA-LAMANYA !!!

Sabtu, 22 Agustus 2009

Diklat Khusus Calon Notaris alias Sisminbakum "Summer Camp"

Ketika cinta bert.... ma'af, maksud penulis ketika komitmen tidak lagi secara konsisten dilaksanakan, lalu apalagi yang diharapkan dari sebuah "kesepakatan". Secara tidak langsung, kami, kita, semua telah dipaksa untuk sepakat menyerahkan kewenangan Diklat Khusus Calon Notaris kepada sebuah instrumen pemerintah yang seharusnya punya kinerja mumpuni, dengan etos kerja luar biasa (red, DepKumHam).
Banyak waktu yang terbuang hanya untuk menyaksikan bagaimana yang empunya kewenangan bekerja, yang katanya sedang berusaha, katanya sedang mempersiapkan segala sesuatunya. hanya serbuk yang habis terbakar, nyaris tak tersisa kecuali abu...... ini bukan inspaning verbintennis, kami butuh hasil, tidak perduli dengan proses.
Betapa ironis; kemana slogan dan jargon-jargon politik itu. atau mereka tidak mendengar, bahkan kita tidak pernah terlihat oleh mereka. Seharusnya kita bersuara lebih vokal dan menghujamkan "pedang lisan" kita langsung ke jantung si Fulan. agar tersentuh hatinya dan terbuka mata dan fikirannya.
Sungguh kami tidak mempersoalkan Diklat Khusus Calon Notaris dijadikan sebagai salah satu syarat pengangkatan dan mengajukan permohonan S.K Notaris. Toh pada dasarnya itu menjadi base bagi kami untuk memperoleh akses dalam pembuatan dan pendaftaran akta-akta Perseroan Terbatas. hanya monopoli kewenangan pelaksanaan diklat yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan pelaksanaannya secara struktural dan fungsional oleh anda sebagai sebuah institusi, yang akhirnya membuat kami memiliki persfektif sendiri yang menilai anda tidak peka secara sosial. klu tidak terlalu berlebihan untuk dikatakan sebagai sebuah pelanggaran HAM; pelanggaran terhadap hak untuk hidup dan bekerja secara layak.
lalu kemana perginya si equality before the law?
DepKumHam seperti sedang asik bermain dengan peran barunya, Play like A God !!!
One machine can do the work 50 Ordinary men. No machine can do the work of one extraordinary man (Elbert Hubard).
semua terserah kepada anda mau menjadi yang mana?! Jagoan atau pecundang...


ketika kami tidak dapat berbuat banyak maka kami berkata-kata... lalu Do'a kami panjatkan sebagai sebuah naluri yang sangat manusiawi!!!




Minggu, 03 Mei 2009

Fokus

untuk menuju ketempat tujuan tentu harus "berjalan", melenggang sambil bersiul-siul; sejauh ini belum mengganggu tapi sudah mulai membahayakan, rentan terhadap potensi mencelakai ntah orang lain atau diri sendiri... intiya dua-duanya bisa celaka.
parahnya lagi ketika berjalan terkadang kita usil, tendang kerikil, tendang kaleng, tendang keresek sampah (dalam imajinasi sedang dilapangan hijau dengan gaya tendangan para pemain idola).
tendangan-tendangan inilah yang sesungguhnya memiliki potensi bencana. tendangan pertama bisa jadi mengenai kaca sebuah mobil 2 pintu berkelas yang sedang asyik mejeng, tendangan kedua bisa jadi menimbulkan suara berisik yang membangunkan harimau yang sedang tertidur dan ia sedang lapar-laparnya, tendangan terakhir bisa jadi tendangan terakhir yang bisa anda lakukan.
lalu apa dong intinya??? ga usah diperpanjang dech pokoknya fokus terhadap apa yang menjadi tujuan kamu, tujuan loe, bahaya dihindari, diminimalisir wong ga diundang aja kadang datang... jadi carefully wae ok.

Minggu, 19 April 2009

Legislatif era Teatrikal (pepesan kosong)


Legislatif seyogyanya merupakan gelanggang terhormat dimana para wakil rakyat mengabdi dan menjadi abdi... sejauh ini tentu kita mesti sepakat dan satu persepsi.
Dalam tulisan ini saya akan menggambarkan legislatif dengan menganalogikannya dengan sebuah masakan bercitarasa nusantara. penuh rempah dan begitu memikat, sangat eksotis.
dengan komposisi dan cara pengolahan yang benar sebuah masakan tentu akan tersaji dengan nikmat dan mengundang selera. Namun, apa jadinya bila sebuah masakan tertentu yang sudah jelas komposisi dan bumbunya mesti digantikan dengan bumbu yang lain, yang justru menjauhkan masakan tersebut dari pesona asli masakan dimaksud. modifikasi, kreasi baru tentu tidak dilarang, namun biasanya cenderung mengurangi bahkan menghilangkan originalitas...
Lebih jauh lagi bagaimana bila didalamnya terdapat bakteri, tentu akan menjadikan masakan tersebut tidak layak konsumsi alias basi.
Racun berbahayapun menjadi hal yang biasa untuk dimasukkan kedalam masakan; apa yang menunggu di depan tentu tidak perlu diperdebatkan lagi; KEMATIAN; bisa terjadi secara langsung atau dapat pula perlahan-lahan.

apa dan siapa yang menjadi korban dari masakan ini;
bangsa dan NKRI!!! sungguh terlalu mahal harga yang mesti dibayarkan untuk belajar menjadi negara demokrasi


Senin, 13 April 2009

bangkit dari keterpurukan...

Ada kalanya kita hanya bisa berharap hari esok datang menyapa, sementara tidak banyak yang bisa kita lakukan hingga akhirnya "ia" berlalu... selalu saja begitu dari hari yang satu berganti hari yang lain lagi. "biarlah mengalir seperti air" adalah kiasan klasik yang sudah akrap kita dengar, bahkan terkadang itu yang kita ucapkan.
Banyaknya pribahasa, petuah dan apalagi istilahnya seperti tersebut di atas terkadang malah menjadikan kita seperti terjebak dalam lubang yang kita ciptakan sendiri bila kita tidak mau mengakui bahwa itu hanya "selimut" yang menghangatkan. kita bersembunyi dari ketidakmampuan, kemandirian... sungguhpun dingin dan membekunya suhu diluar mestinya kita mampu bertahan dan melawan!!!
Bukankah kita manusia-manusia merdeka, mahluk-mahluk mulia ?! say FREEDOM, burn your self ... kita punya jiwa-jiwa pemberontak. Namun demikian, raga fana ini selalu membelenggu. Dimulai saat ini lepaskanlah jiwa-jiwa pemberontak itu, biarkan ia melawan ketidakmapanan maka ia akan membawa kita kepada kemerdekaan; sebagai awal dari sebuah proses panjang untuk berkarya dan berkreasi.
Sudahlah jangan lagi lari dan berpaling, ketika jiwa itu terjaga begitu saja... maka itu artinya anda sedang on fire, so, apa yang membuat anda ragu??? bangkit saja dan jadilah seorang nahkoda handal bagi diri anda sendiri... let's go to fight and joint in battle field!!!