Sabtu, 22 Agustus 2009

Diklat Khusus Calon Notaris alias Sisminbakum "Summer Camp"

Ketika cinta bert.... ma'af, maksud penulis ketika komitmen tidak lagi secara konsisten dilaksanakan, lalu apalagi yang diharapkan dari sebuah "kesepakatan". Secara tidak langsung, kami, kita, semua telah dipaksa untuk sepakat menyerahkan kewenangan Diklat Khusus Calon Notaris kepada sebuah instrumen pemerintah yang seharusnya punya kinerja mumpuni, dengan etos kerja luar biasa (red, DepKumHam).
Banyak waktu yang terbuang hanya untuk menyaksikan bagaimana yang empunya kewenangan bekerja, yang katanya sedang berusaha, katanya sedang mempersiapkan segala sesuatunya. hanya serbuk yang habis terbakar, nyaris tak tersisa kecuali abu...... ini bukan inspaning verbintennis, kami butuh hasil, tidak perduli dengan proses.
Betapa ironis; kemana slogan dan jargon-jargon politik itu. atau mereka tidak mendengar, bahkan kita tidak pernah terlihat oleh mereka. Seharusnya kita bersuara lebih vokal dan menghujamkan "pedang lisan" kita langsung ke jantung si Fulan. agar tersentuh hatinya dan terbuka mata dan fikirannya.
Sungguh kami tidak mempersoalkan Diklat Khusus Calon Notaris dijadikan sebagai salah satu syarat pengangkatan dan mengajukan permohonan S.K Notaris. Toh pada dasarnya itu menjadi base bagi kami untuk memperoleh akses dalam pembuatan dan pendaftaran akta-akta Perseroan Terbatas. hanya monopoli kewenangan pelaksanaan diklat yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan pelaksanaannya secara struktural dan fungsional oleh anda sebagai sebuah institusi, yang akhirnya membuat kami memiliki persfektif sendiri yang menilai anda tidak peka secara sosial. klu tidak terlalu berlebihan untuk dikatakan sebagai sebuah pelanggaran HAM; pelanggaran terhadap hak untuk hidup dan bekerja secara layak.
lalu kemana perginya si equality before the law?
DepKumHam seperti sedang asik bermain dengan peran barunya, Play like A God !!!
One machine can do the work 50 Ordinary men. No machine can do the work of one extraordinary man (Elbert Hubard).
semua terserah kepada anda mau menjadi yang mana?! Jagoan atau pecundang...


ketika kami tidak dapat berbuat banyak maka kami berkata-kata... lalu Do'a kami panjatkan sebagai sebuah naluri yang sangat manusiawi!!!